Buku ini ditulis oleh Yodhia Antariksa, seorang konsultan manajemen dan trainer dalam pengembangan SDM.
Goal Achievement Process: Sebuah Perjalanan Panjang Meraih Impian Hidup
Setiap orang pasti memiliki impian hidup yang ingin diperjuangkan agar menjadi kenyataan. Kita pun tak ingin Impian hidup yang kita angankan hanya menjadi fantasi dan lenyap dalam buih fatamorgana. Impian itu bisa berupa kenaikan gaji, kenaikan karir, atau dapat beasiswa ke luar negeri. Untuk menggapai Impian tersebut diperlukan sebuah proses yang amat krusial yang disebut goal achievement process.
Goal achievement process adalah sebuah proses perwujudan beragam sasaran yang ingin kita raih dalam beragam dimensi kehidupan. Jadi ada proses, strategi, dan metode yang harus dijalani agar impian tercapai dengan gemilang.
Impian dapat dipetakan ke dalam beragam dimensi kehidupan. Misalnya financial goals, career goals, business goals, relationship goals, spirituality goals, healthy life goals, personal project goals, family goals, job-related goals, travelling goals, exercise goals, dan lain-lain.
Ada 2 tipe goals, yakni :
Outcome goals atau result-oriented goals merujuk pada sasaran akhir yang ingin dituju. Contoh : Ingin menjadi manajer dua tahun lagi, Ingin berat badan turun 10 kg dari posisi saat ini, dll.
Process goals adalah serangkaian sasaran spesifik untuk setiap langkah tindakan dan pelan-pelan membuat kita makin dekat ke tujuan akhir (outcome goals). Proses ini harus merujuk pada Tindakan kunci yang jika dijalankan, terbukti akan berdampak paling besar terhadap proses pencapaian outcome goals. Kita bisa menyebutnya high impact actions. Nah, dalam high impact actions, kita rumuskan process goals yang harus diraih. Contoh ingin menjadi sales manager terbaik. Tindakan kuncinya untuk menjadi sales manager dengan kinerja bagus adalah mampu melakukan sales presentation sebanyak mungkin. Dia tetapkan process goals membuat perjanjian sales presentation sebanyak 10 kali selama sebulan.
Lima kesalahan dalam perumusan Life Goals :
- Menetapkan goals yang tidak spesifik dan konkret
- Menetapkan goals yang tidak terukur
- Mentapkan goals yang berbau khayalan
- Mentapkan goals yang tidak relevan dengan aspirasi
- Menetapkan goals tanpa disertai target waktu yang jelas.
“Jika sudah punya outcome goals yang spesifik, tetapi gagal menerjemahkannya menjadi serangkaian process goals yang mudah diaplikasikan, maka Impian hidup akan menemui jalan buntu alias tenggelam dalam fantasi yang tak berkesudahan.”
Penyebab Orang Gagal Mewujudkan Impian Hidup
Ada lima faktor yang menyebabkan orang gagal mewujudkan life goals. Dari lima faktor tersebut, tiga merupakan faktor fundamental atau berkaitan dengan elemen mendasar, yaitu :
- Ketiadaan keterampilan dan kapabilitas yang mengesankan.
- Absennya daya resiliensi untuk gigih berjuang meraih life goals.
- Jebakan mentalitas pecundang yang menghambat process pencapaian life goals.
Sementara itu dua faktor lainnya bersifat teknis, yaitu :
- Kegagalan menulis dan merumuskan life goals secara spesifik.
- Tidak menerjemahkan life goals ke dalam process goals yang terperinci dan menjalaninya dengan tekun.
“Sekali lagi menulisan dan merumuskan life goals secara spesifik dalam bidang apapun yang ingin diraih merupakan Langkah awal yang ama krusial untuk mewujudkan life goals. Tanpa tujuan yang jelas, angan-angan akan kehidupan yang lebih baik, entah dalam finansial, karier, bisnis, ibadah, Kesehatan, atau keluarga hanya akan menjadi fantasi.”
Tahapan Kunci untuk Mewujudkan Impian Hidup
Ada tiga tahapan kunci untuk mewujudkan life goals yang kita impikan, yakni :
- Rumuskan Outcome Life Goals yang Spesifik dan Menantang. Pada tahapan ini kita perlu menerapkan prinsip 3C atau Clarity (sasarannya jelas), Commitment (komitmen tinggi untuk meraihnya, dan Challenging (sasaran menantang).
- Rumuskan Process Goals yang Spesifik dan Mudah Dilakukan. Pada tahapan ini, kita mengulik process goals yang konkret, yang membuat life goals makin mendekat menjadi kenyataan. Dalam membuat process goals kita perlu memperhatikan aspek berikut :
- Awali proses aksi yang mudah dijalankan.
- Jadikan pelaksanaan meraih process goals sebagai kebiasaan.
- Rumuskan implementation intention yang super spesifik.
- Lakukan proses pemantauan, review, dan continual process improvement. Ada dua jenis evaluasi yang layak dilakukan, yakni sejauh mana konsistensi pelaksanaan aksi yang sudah direncanaan dan sejauh mana efektifikas dampak aksi tersebut bagi pencapaian sasaran akhir life goals.
“Life goal yang heroik hanya kan bisa berpijak membumi dan tidak hanya mengawang-awang di langit, manakala bisa diterjemahkan ke dalam process goals yang simpel dan konkret bentuk perilakunya. Process goals ini akan menjadi kekuatan yang dahsyat manakala bisa dijalankan secara rutin menjadi sebuah kebiasaan.”
Skills Improvement dalam Goal Achievement Process
Ada tiga Langkah kunci gara proses skill improvement bisa berjalan maksimal, yaitu :
- Tentukan jenis keterampilan yang ingin dikuasai
- Identifikasi komponen kunci keterampilan yang ingin dikuasai
- Menyusun dan melaksanakan proses skill improvement
Ada empat prinsip kunci agar sukses dalam proses pelaksanaan skills improvement, yakni :
- Jadikan prosesnya sebagai kebiasaan baru
- Terapkan porsi belajar 20%, praktik 80%
- Fokus pada bagian paling inti
- Temukan sense of progress
“Mampu saja tidak cukup. Kita bisa saja memiliki kemampuan yang solid, tetapi kemauannya rapuh, maka kita akhirnya akan stagnan juga. Sebaliknya, kitab oleh saja memiliki kemauan yang kuat dan penuh ketangguhan. Namun, jika tidak punya kemampuan atau kecakapan yang solid, maka kita seperti terus membenturkan kepala ke tembok yang keras.”
Motivation Strategy dalam Goal Achievement Process
Ada lima strategi kunci untuk meningkatkan kekuatan motivasi, yaitu :
- Lakukan visualisasi keberhasilan dan mental contrasting
- Start small (awali Langkah aksi dengan skala yang kecil dan mudah dilakukan)
- Hindari brain fatigue (kelelahan mental pikiran)
- Selalu gerakkan tubuh
- Lepaskan diri dari godaan distraksi digital
“Jauh lebih baik mulai melakukan sesuatu meski skalanya amat kecil, daripada punya rencana aksi yang muluk-muluk, tetapi tak pernah dijalankan sama sekali.”
Psychology of Goal Achievement
Ada dua elemen utama dalam psikologi pencapaian sasaran, yakni pentingnya high self-efficacy dan growth mindset dalam mendorong kita untuk terus tekun dan gigih memperjuangkan impian kita.
Ada tiga strategi ampuh untuk meningkatkan kedua elemen tersebut, yakni :
- Rayakan pencapaian kecil. Rajin temukan sukses kecil, kemudian rutin merayakannya, sebab hal ini akan membuat kita makin percaya diri dengan kemampuan kita.
- Lakukan success modelling. Tumbuhkan keyakinan dalam diri dengan belajar dari sukses orang lain, “Kalau dia saja bisa, kenapa saya tidak bisa?” Pelajari proses yang membuat dia sukses, lalu duplikasi proses ini demi sukses kita pada masa depan.
- Tumbuhkan self-optimism. Kita bisa menumbuhkan self-efficacy jika kita menumbuhkan self-optimism. Cara efektif menumbuhkan optimisme adalah rajin mensyukuri sukses-sukses kecil; rajin bergaul dengan orang-orang yang suportif dan menghindari pergaulan dengan orang-orang yang lebih suka melihat kekurangan orang lain; serta lebih sering menyimak konten daring yang inspiratif, dan abaikan aneka konten yang sarat aura negatif dan mudah memantik emosi serta pesimisme.
“Biasakan pikiran fokus pada sukses kecil, betapa pun kecilnya, atau renungkan segala progres positif, lalu mensyukurinya. Ritual ini akan membuat kita makin optimistis dan yakin dengan kemampuan diri kita.”